Showing posts with label Artikel Pilihan. Show all posts
Showing posts with label Artikel Pilihan. Show all posts

Thursday, February 17, 2011

Kerana Wanita Itu Indah-Bahagian 2

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullah.

Di sini disertakan sambungan posting yang sebelumnya tentang dalil-dalil wajib menutup aurat serta perbahasannya secara ringkas. Semua artikel ini diambil secara terus daripada buku "Risalah Untuk Wanita Mukminah" karangan Syaikh Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buti, seorang ulama besar Syria bermazhab Syafi'i yang masih hidup sekarang. Buku ini ditulis dalam bahasa Indonesia. Semoga Allah memberkati beliau. Sila rujuk ulama' untuk penjelasan lanjut kerana aku sudah nyata terang lagi bersuluh bukanlah ulama'. Aku hanya ingin berkongsi dan menyampaikan dan tidak mengetahui lebih daripada ini. Dan aku tidak mahu dipertanggungjawabkan di hari akhirat kelak. 





Ketetapan para Ulama tentang Wajah Wanita

Para ulama berselisih jadi dua golongan dalam menetapkan hukum wajah itu sendiri.Golongan pertama, menafsirkan dandanan yang biasa terlihat dalam ayat tersebut dengan perhiasan busana, iaitu apa yang mungkin terlihat, misalnya seperti cincin dan sebagainya. Maka menurut mereka, wajah dan kedua telapak
tangan tetap termasuk anggota yang dilarang diperlihatkan, artinya wanita itu tidak dibenarkan membuk meskipun wajah dan kedua telapak tangannya di depan orang-orang yang dikecualikan Allah itu dari macam keluarga dan orang yang berlindung kepada mereka.

Alasan golongan ini, yang terdiri dari penganut madzhab Hanbali dan Asy-
Syafi’i, berdasarkan pada dalil-dalil berikut ini. 

Dalil pertama:

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir”. (QS. Al-Ahzab: 53)

Ayat tersebut meskipun diturunkan untuk isteri-isteri Nabi, namun hukumnya tidak berlaku khusus bagi mereka, karena illatnya terdapat pada semua wanita juga. Perbedaannya adntara mereka dan kaum wanita lainnya dalam hal itu, gugur dari pertimbangan, atau dengan kata lain, hukumnya berlaku umum, meliputi semua hukum wanita melalui cara qias yang gamblang yang dinamakan pula dengan qias pertama.

Dalil kedua:

Apa yang diriwayatkan al-Bukhari dari Ibnu Abbas bahwa Nabi s.a.w ada dibelakang al-Fadhal bin al-Abbas pada Yaumun Nahar (lebaran haji), pada waktu itu al-Khats amiyah sedang bertanya tentang sesuatu kepada Rasulullah, ternyata al-Fadhal memandanginya, lalu Rasulullah memegang dagu al-Fadhal dan memalingkan wajahnya dari perempuan itu. 
Lalu kata mereka, “Kalau wajah itu bukan aurat yang tidak boleh dilihat oleh seorang asing, tentulah Rasulullah tidak memalingkan wajah al-Fadhal dari wanita itu, sedang perempuan itu sendiri beralasan karena ia sedang menunaikan ihram dalam haji.

Dalil ketiga:

Apa yang diriwayatkan Muslim dan Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah dari kalian, jangan memasuki tempat wanita”, seorang Ansar bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan al-hamu?” Beliau menjawab, “Al-Hamu adalah kematian”. Al-Hamu ialah saudara laki-laki suami, atau ipar lelaki.

Kalau wanita itu secara keseluruhannya bagi orang asing bukan aurat, tentu Rasulullah tidak mengumumkan larangan masuk kepadanya bagi semuanya, karena larangan itu meliputi seluruh keadaan wanita itu, selama ia terlihat wajahnya seperti halnya kaum wanita di dalam rumahnya. Larangan itu meliputi juga saudara laki-laki suami, dilarang masuk menemui isteri saudaranya. Kalau sekiranya wajah itu bukan aurat, tentulah dikecualikan untuk memudahkan bagi para ipar lelaki menemui ipar perempuannya, selama wanita itu menutup seluruh tubuhnya minus wajah dan kedua telapak tangan.

Dalil keempat:

Apa yang dinyatakan Abdur Razaq dalam musnafnya dariUmmu Salamah katanya, “Ketika ayat hijab turun, maka wanita Ansar keluar serentak dengan jilbab mereka, sehingga kepala mereka seperti burung gagak, karena rapatnya menutup wajahnya dengan potongan bajunya. Kalau wajah mereka bukan aurat, tentulah perempuan itu tidak menutup wajahnya. Dalil kelima, apa yang dibawakan Muslim dan lain-lain dari Anas bin Malik bahawa Ummu Sulaim membuat semacam kuih dan dikirmkan kepada Nabi s.a.w, berkenaan dengan pernikahan beliau dengan Zainab binti Jahsy, kemudian beliau memanggil para shahabatnya, dan merekapun makan bersama-sama dan berbicara, sementara isterinya menghadapkan wajahnya ke tembok hingga mereka
pergi semua.

Hadits itu jelas sekali. Tidak bisa dikatakan, mungkin hal itu suatu hukum khusus bagi para isteri Nabi, karena perbedaan antara isteri Nabi dan kaum muslimah lainnya berkaitan dengan hijab itu, hanyalah perbezaan waktu saja. Hukum itu pada mulanya memang dikenakan kepada para isteri Nabi, kemudian diwajibkan kepada seluruh kaum muslimin.Sekiranya wajah isteri Nabi itu aurat bagi orang asing laki-laki, yang mereka itu adalah ummahatul mu’minin menurut padangan ulama, sudah tentu wajah wanita muslimah lainnya lebih dari itu.

Dalil keenam: 

Apa yang diriwayatkan ibnu Hisyam dari Ibnu Ishak, tentang sebab pertama pengusiran Yahudi Bani Qainuqa’ dari Madinah oleh Nabi s.a.w, bahawa seorang wanita Arab muslimah pergi berbelanja ke pasar perkampungan Bani Qainuqa’, kemudian ia duduk-duduk di depan toko tukang sepuh emas.Orang-orang Yahudi di dalam toko itu ingin membuka jilbab (kerudung) wanita itu supaya bisa melihat wajahnya, tetapi wanita itu menolak dengan keras. Akhirnya tukang sepuh emas itu mengikat ujung jilbab wanita itu pada sesuatu, ketika wanita itu berdiri, tertariklah jilbabnya ke belakang, sehingga terbukalah wajahnya. Lalu para laki-laki Yahudi itu tertawa beramai-ramai, sementara wanita itu berteriak-teriak, merasa kaget dan dipermalukan. Tiba-tiba seorang pemuda muslim yang ada disana melompat dan langsung membunuh tukang sepuh emas itu,… dan seterusnya.

Kalau jilbab yang diharuskan itu tidak meliputi juga seluruh wajah, apa yang mendorong wanita muslimah itu berkeras hati menutupi wajahnya? Kalau ia dipandang seorang wanita yang sangat taat pada agamanya, tentu orang-orang Yahudi itu tidak terdorong kedengkiannya untuk mempermalukan di depan
uymum dengan cara menghina seperti itu.

Hujah Golongan Kedua:

Mereka menafsirkan dandanan yang bisa terlihat “maa dhahara minha’ dalam ayat itu (QS. An-Nur: 31), dengan wajah dan kedua telapak tangan, karena keduanya dianggap hal-hal yang dzahir yang biasa terlihat, seperti yang terlihat pada waktu menunaikan shalat. Jadi dalam menentukan hukum, pertimbangan itu digunakan juga. Dalam hal ini mereka bertitik tolak dari hadits riwayat Bukhari dari Aisyah dalam bab apa yang dipakai seorang yang berihram,

“Wanita tidak dibenarkan menutup mulut dan hidungnya, menutup mukanya, jangan memakai baju terusan dengan tutup kepala dan jangan memakai za’faran”.

Larangan serupa terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Malik dalam al-Muwattha’ dari Nafi, bahwa Abdullah bin Umar pernah berkata,“Wanita yang berihram tidak boleh memakai tutup muka dan sarung tangan”. Apa arti larangan perempuan tidak boleh menutup mulut dan hidung (burqu) dan menutup muka (niqab) pada waktu berihram, kalau pemakaiannya tidak umum dalam masyarakat. Tetapi penganut tafsir ini, yang terdiri dari pengikut Imam Malik, Abu Hanifah dan sebagian dari pengikut Imam Syafi’i menetapkan suatu syarat dalam membuka wajah, bahwa hal itu boleh dilakukan selama tidak mengobarkan fitnah, baik karena dandanannya atau karena cantiknya, dan bahwa ia tidak boleh menampakkan diri ditengah-tengah orang fasik, yang menurut dugaan tidak akan menundukkan pandangannya seperti yang diperintahkan Allah, malah mereka akan terdorong mengikuti hawa nafsu dan berahinya. 

Kalau kedua syarat itu tidak terpenuhi, sebaiknya ia menutupi wajahnya untuk menghindari fitnah, mengingat terjadinya hal yang pertama, dan demi menghindarkan kemungkaran yang diakibatkan oleh hal yang kedua. Sesungguhnya menyingkirkan kemungkaran dalam situasi seperti ini, dengan mencegah orang fasik melihat kepadanya, atau melarang ia keluar dari rumah menemui semacam itu, atau dengan cara menutup wajahnya dihadapan mereka, masih lebih mudah melakukan yang terakhir diantara ketiganya itu.

Atas dasar itulah, maka semua hadits shahih yang menganjurkan wanita muslimah menutup wajahnya, yang dipergunakan oleh golongan pertama sebagai dalilnya, menunjukkan adanya keadaan takut dari fitnah, atau menandakan keinginan menjaga diri dan ketaqwaan. Jelasnya, sebagian besar isteri para shahabat dan tabiin itu, karena dorongan ingin menjaga diri dalam melaksanakan perintah Allah lalu mereka menutup wajahnya.

Sunday, February 13, 2011

Kerana Wanita Itu Indah-Bahagian 1

Tajuk post kali ni bukan menunjukkan aku suka kat semua perempuan atau mengagungkan kecantikan wanita, Wal i'yazubillah! Tapi sekadar perkongsian daripada apa yang aku baca daripada buku " Kulli Fatastin Tu'minu Billah " atau diberi judul " Risalah Untuk Wanita Mukminah " karangan Syaikh Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buti, seorang ulama besar Syria yang sangat terkenal bukan sahaja di Syria, malah di seluruh dunia Islam.



SEMUA ANGGOTA TUBUH WANITA, SELAIN WAJAH DAN KEDUA TELAPAK TANGANNYA, ADALAH AURAT

Kaum wanita di zaman jahiliyah berusaha keras ingin menampakkan keindahannya di depan kaum lelaki, namun hal itu tidak melampaui hal ehwal wanita dalam ummat-ummat yang lain. Pada waktu itu menampakkan leher, bagian atas dada, atau rambut palsu, merupakan keindahan yang sangat menonjol, yang harus senantiasa dipelihara dan ditampakkan di depan kaum lelaki. Setelah Islam datang, maka hukum syari’ah pun turun berturut-turut, termasuk hukum tentang wanita mu’minah dan busananya. Firman Allah tentang
hal ini:

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (QS. Al-Ahzab: 59)

Firmannya lagi,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. An-Nur: 31)

Diturunkan juga perintah untuk isteri-isteri Nabi tetapi dengan cara yang berlaku umum untuk semua wanita muslimah, melalui jalan qias yang jelas atau seperti yang dinamakan ahli usul dengan istilah “tangihul manuth”,
membetulkan tempat bergantung. Firman Allah:

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. (QS. Al-Ahzab: 33)

Jelaslah, bahwa watak dari ajaran ini, seperti yang kita lihat, berlaku umum untuk semua kaum muslimah, tidak terdapat alasan sedikitpun yang membuktikan, bahwa ia khusus untuk para isteri Nabi saja. Perintahnya memang seolah-olah khusus untuk mereka, sebagai penghargaan bagi mereka dan isyarat mereka, bahwa mereka seharusnya menjadi pelopor ketaatan yang paling dulu mengindahkan ajaran itu.

Ayat ini menyatakan dengan tegas, bahwa dandanan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita Arab pada zaman jahiliyah kini sudah dinyatakan sebagai perbuatan terlarang dan haram. Mereka diperintahkan supaya tidak memperlihatkan perhaisannya dan anggota tubuhnya didepan orang-orang asing, kecuali yang sudah biasa terlihat dan sulit untuk ditutupi.

Kita juga melihat, bagaimana hukum Ilahi itu diletakkan dalam suatu bingkai yang sangat menonjol, kerana penting dan seriusnya, sehingga disebutkan satu per satu jenis keluarga dan orang asing yang dikecualikan dari umumnya hukum itu, semacam demi semacam dan secara rinci pula, padahal al-Qur’an pada umumnya mengemukakan hukum syari’at secara ijma’, dan melepaskan uraian dan rinciannya untuk diterangkan dalam sunnah (hadith).

Oleh kerana itulah para ulama kaum muslimin semuanya sepakat tidak ada yang berselisih faham, wajib menutup seluruh tubuh wanita, selain wajah dan kedua telapak tangannya, dengan catatan wajah dan kedua telapak tangan itu tidak diberi perhiasan yang dapat menarik perhatian lelaki. Allah memerintahkan kepada wanita muslimah untuk menutupi selain yang biasa terlihat, termasuk leher, bagian diatas dada, rambut, dan lain-lain dengan nash yang tegas dan jelas. Antara ulama kaum muslimin tidak terdapat selisih paham tentang hal itu dalam berbagai zamannya, selain menyatakan haram hukumnya kepada wanita muslimah menampakkan auratnya di depan orang asing, selain orang-orang yang dikecualikan ayat itu, bagian dari tubuhnya yaitu wajah dan kedua telapak tangannya. 

Bersambung...Dalil-Dalil dan Ketetapan Ulama Tentang Wajah Wanita

Sunday, February 6, 2011

Wanita Melamar Lelaki Amalan Mulia

IKAT PERTUNANGAN…tiada larangan dalam Islam jika wanita membuat lamaran terhadap lelaki yang layak menjadi pasangan hidupnya.

ADA si teruna yang lambat menyatakan hasrat menyunting pilihan hati lalu jatuh ke pihak lain. Begitu juga halnya dengan seorang wanita yang tertarik dengan lelaki yang dirasakan calon sesuai untuk dijadikan suami namun disebabkan dia hanya menunggu akhirnya turut terlepas peluang.

Apa yang berlaku itu berkait rapat dengan soal lambat menzahirkan lamaran. 
Perigi mencari timba pula merujuk kepada wanita yang berusaha mencari lelaki untuk dijadikan teman hidup.
Namun dalam masyarakat kita perkara berkenaan dianggap lari daripada adat dan budaya.
Mungkin ‘tugas’ itu sukar dan mustahil kerana ia tidak pernah dilakukan dalam masyarakat kita.
Lihat saja sejarah Siti Khadijah yang bertindak ‘berani’ melamar Nabi Muhammad s.a.w. Beliau tidak berasa rendah diri walaupun jarak usianya dengan Rasulullah agak jauh.
Bagaimana dengan wanita moden yang mahu mencontohi tindakan Siti Khadijah? Kita semua tahu, Siti Khadijah berketurunan bangsawan yang kaya-raya.
Bukan saja mempunyai perniagaan besar, tetapi beliau juga disegani kerana mempunyai kebijaksanaan dan sopan-santun tinggi.
Bagaimana jika wanita datang menyunting lelaki pilihannya dengan menggunakan orang perantaraan bagi menyampaikan hasratnya?
Mungkin kaum wanita menganggap usaha mereka itu sebagai ‘terhegeh-hegeh’ dan sebab itulah ia gagal dilaksanakan.
Diharap selepas ini kaum wanita terbuka hatinya untuk merubah budaya.
Wanita meminang lelaki adalah sesuatu yang lumrah. Selain Siti Khadijah meminang Rasulullah dan Saidina Umar juga pernah meminang Saidina Abu Bakar untuk puterinya Siti Habsah.
Jika mereka bertemu dengan lelaki yang layak menjadi pasangan maka ambillah peluang untuk memulakan lamaran. Jangan takut untuk mencuba dan berasa malu kerana jika ditolak sekalipun Allah pasti menjanjikan insan yang lebih baik untuk mereka.
Pernah pinangan Umar ditolak Saidina Abu Bakar, tetapi penolakan itu dilakukan dengan cara paling terhormat. Namun selepas itu Umar mendapat calon yang lebih baik apabila Rasulullah memperisterikan Siti Habsah.
Jelas Allah tidak akan mengecewakan hamba yang bersungguh melaksanakan syariat-Nya. Sayang sekali, malu kita tidak merujuk kepada syariat.
Sebuah hadis yang diriwayatkan Anas berkata: “Ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah dan berkata: “Ya Rasulullah! Apakah kau memerlukan aku?” Puteri Anas yang hadir ketika mendengar perkataan wanita itu mencelanya dengan mengatakan dia tidak punya harga diri dan rasa malu. “Sungguh memalukan dan betapa buruknya…!” Anas berkata kepada puterinya itu: “Dia lebih baik daripadamu! Wanita itu senang kepada Nabi dan menawarkan dirinya!” (Riwayat Bukhari)
Pendakwah dan Pengarah Penyelidikan dan Modul Fitrah Perkasa Sdn Bhd, Pahrol Mohamad Juoi, berkata malu dalam Islam mesti diukur atas dasar iman.
“Tidak seharusnya seorang wanita berasa malu untuk memulakan langkah untuk melamar lelaki yang dirasakan layak untuknya.
“Malah, tiada tentangan dari sudut akidah, syariah dan akhlak Islamiah terhadap perkara berkenaan,” katanya.
Beliau berkata pendekatan yang digunakan perlu selaras dengan prinsip dan matlamat yang bertepatan dengan nilai agama.
“Umpamanya, wanita perlu menggunakan orang tengah iaitu keluarga, sahabat dan orang yang boleh dipercayainya untuk tujuan melamar.
“Jika diterima, alhamdulillah dan jika ditolak sekalipun tidak mengapa. Allah tetap menilai percubaan itu sebagai amal soleh kerana mereka sudah melakukan sesuatu yang halal dan harus di sisi Islam,” katanya.
Pahrol berkata tidak timbul soal perigi mencari timba kerana dalam sejarah Islam ada pihak wanita yang meminang lelaki dan begitulah sebaliknya.
“Kedua-dua cara berkenaan boleh dilaksanakan. Apabila ada wanita melamar lelaki yang dirasakan baik untuk dijadikan pasangan hidup ia adalah usaha yang sangat terpuji.
“Berjaya atau tidak, bukan soalnya kerana Allah menilai usaha berkenaan. Jangan sesekali berasa diri direndahkan.
Mereka perlu berasa malu jika terbabit dengan pergaulan bebas, pendedahan aurat dan tindakan haram lain untuk mendapatkan pasangan hidup,” katanya.
Beliau berkata pasangan hidup adalah teman yang akan bersama-sama membentuk keluarga dalam menjalani ibadat sebagai hamba Allah di atas muka bumi ini.
“Ini misi besar dan berat. Bermula dari keluarga barulah terbentuknya sebuah masyarakat, negara dan ummah. Untuk membentuk keluarga ini perlu kepada lelaki kepada wanita.
“Wanita tidak seharusnya rasa ‘terhegeh-hegeh’ atau tidak laku. Wanita yang dikatakan tidak laku dan terhegeh-hegeh ialah mereka yang mendedah aurat, berkelakuan tidak senonoh dan bergaul bebas sehingga ke tahap hilang rasa malu, menggadai iman serta akhlak Islamiah.
“Bagaimana umpan begitulah ikan yang akan kita dapat. Jangan terkejut jika wanita yang mendedah aurat (seksi) akan mendapat lelaki hidung belang sebagai pasangannya,” katanya.
Berdasarkan sejarah yang masyhur, Pahrol berkata Siti Khadijah tertarik dengan keperibadian Nabi Muhammad yang mempunyai sifat jujur dan bijak ketika menjalankan perniagaan.
“Semua maklumat itu diperoleh daripada hambanya, Maisarah yang ditugaskan membantu serta mengiringi Rasulullah ketika berniaga.
“Sepanjang bermusafir Maisarah melihat, merasai dan meyakini bahawa Nabi Muhammad memang seorang yang baik kemudian menyampaikan laporan kepada tuannya Siti Khadijah.
“Khadijah mempunyai ketajaman menilai sumber maklumat. Apabila maklumat yang diterima diyakini benar, Siti Khadijah bertindak memanggil bapa saudaranya dan saudaranya yang lain untuk menyatakan hasrat melamar Nabi Muhammad.
“Allah mengkabulkan hajatnya dan lamarannya diterima,” katanya.
Beliau menasihatkan perkara utama untuk mencari pasangan ialah menjaga akhlak dan keperibadian selain memastikan maklumat pasangan itu benar.
“Carilah saudara, rakan, ustaz atau sesiapa yang terdekat dengan lelaki pilihan kita. Setelah ada maklumat yang benar, dirikan solat istikharah untuk meminta Allah perteguhkan keputusan yang sudah ada atau meminta petunjuk membuat keputusan yang belum ada.
“Orang yang bersolat istikharah tidak akan kecewa kerana solatnya bukan saja mencari petunjuk Allah dalam membuat keputusan yang belum pasti, tetapi turut juga meminta diperteguhkan hati melaksanakan keputusan yang pasti.
“Selepas menetapkan keputusan, teguhkan azam dan terus bertawakal. Kemudian segerakan urusan lamaran dengan memilih wakil yang baik bagi urusan meminang dan seterusnya segerakan perkahwinan,” katanya.
Pahrol berkata bagi mereka yang sudah berusaha mencari pasangan, tetapi masih belum berjaya perlu bersangka baik kepada Allah.
“Penangguhan itu satu ujian yang pasti ada hikmahnya. Mungkin Allah hendak selamatkan mereka daripada mendapat suami yang jahat, pendera dan tidak bertanggungjawab.
“Jadi, berusahalah sambil menunggu ketentuan daripada Allah. Jangan membuat keputusan untuk tidak berkahwin sampai akhir hayat kerana ia bertentangan dengan syariat dan fitrah.
“Golongan yang menentang peraturan Allah akan menderita jiwanya dan hidup dalam kesepian. Dalam apa saja keadaan, beribadatlah sehingga kita berasa letih untuk melakukan maksiat,” katanya.
Beliau berkata gelaran seperti ‘andartu’ dan ‘andalusia’ tidak sewajarnya dilemparkan kerana hakikatnya mereka sedang diuji Allah.
“Orang yang diuji sepatutnya dibantu, dikasihi dan didoakan. Masyarakat Islam sepatutnya memikirkan bagaimana kaedah untuk mencarikan jodoh buat mereka,” katanya.

Thursday, November 11, 2010

Riak Memusnahkan Pahala



Syidad bin Ausi berkata, "Suatu hari saya melihat Rasulullah S.A.W sedang menangis, lalu saya pun bertanya beliau, Ya Rasulullah, mengapa anda menangis?" Sabda Rasulullah S.A.W, "Ya Syidad, aku menangis kerana khuatir terhadap umatku akan perbuatan syirik, ketahuilah bahwa mereka itu tidak menyembah berhala tetapi mereka berlaku riak dengan amalan perbuatan mereka."

Rasulullah bersabda lagi, "Para malaikat penjaga akan naik membawa amal perbuatan para hamba dari puasanya, solatnya, dermanya dan sebagainya. Para malaikat itu mempunyai suara seperti suara lebah dan mempunyai sinar matahari dan bersama mereka itu 3,000 malaikat dan mereka membawa ke langit ketujuh."

Malaikat yang diserahi ke langit berkata kepada para malaikat penjaga, "Berdirilah kamu semua dan pukulkanlah amal perbuatan ini ke muka pemiliknya dan semua anggotanya dan tutuplah hatinya, sungguh saya menghalangi sampainya kepada Tuhan saya setiap amal perbuatan yang tidak dikehendaki untuk Tuhan selain daripada Allah (membuat sesuatu amal bukan kerana Allah)."

"Berlaku riak di kalangan ahli fiqh adalah kerana inginkan ketinggian supaya mereka menjadi sebutan. Di kalangan para ulama pula untuk menjadi popular di kota dan di kalangan umum. Allah S.W.T telah memerintahkan agar saya tidak membiarkan amalnya melewati saya akan sampai selain kepada saya."

Malaikat penjaga membawa amal orang-orang soleh dan kemudian dibawa oleh malaikat di langit sehingga terbuka semua aling-aling dan sampai kepada Allah S.W.T. Mereka berhenti di hariban Allah dan memberikan persaksian terhadap amal orang tersebut yang betul-betul soleh dan ikhlas kerana Allah.

Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Kamu semua adalah para malaikat Hafazdah (malaikat penjaga) pada amal-amal perbuatan hamba-Ku, sedang Aku-lah yang mengawasi dan mengetahui hatinya, bahwa sesungguhnya dia menghendaki amal ini bukan untuk-Ku, laknat para malaikat dan laknat segala sesuatu di langiT.

Sunday, October 24, 2010

Rahsia Jodoh~Khalil Gibran



Berpasangan engkau telah diciptakan
Dan selamanya engkau akan berpasangan
Bergandingan tanganlah dikau
Hingga sayap-sayap panjang nan lebar lebur dalam nyala
Dalam ikatan agung menyatu kalian

Saling menataplah dalam keharmonian
Dan bukanlah hanya saling menatap ke depan
Tapi bagaimana melangkah ke tujuan semula

Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan
Kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian
Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian Adam

Berpasangan engkau dalam menghimpun rahmat Tuhan Ya, bahkan bersama pula dalam menikmatinya
Kerana alam dan kurniaan Tuhan
Terlampau luas untuk dinikmati sendirian

Bersamalah engkau dalam setiap keadaan
Kerana kebahagiaan tersedia, bagi mereka yang menangis
Bagi mereka yang disakiti hatinya, bagi mereka yang mencari,
bagi mereka yang mencuba
Dan bagi mereka yang mampu memahami erti hidup bersama
Kerana mereka itulah yang menghargai pentingnya
orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka

Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu
Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu
Tempat angin syurga menari-nari diantara bahtera sakinahmu

Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta
Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darah
Bagai mata air kehidupan
Yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantai kedua jiwa
Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu piala
Saling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama..

Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka
Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya
Kerana dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya
Sebab itulah simfoni kehidupan

Berikan hatimu namun jangan saling menguasainya

Jika tidak, kalian hanya mencintai pantulan diri sendiri
Yang kalian temukan dalam dia
Dan lagi, hanya tangan kehidupan yang akan mampu merangkulnya

Tegaklah berjajar namun jangan terlampau dekat
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibina terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara
Tidak tumbuh dalam bayangan masing-masing?

~Khalil Gibran

Sunday, October 17, 2010

Mengapa Perlu Kita Mengikuti Imam Madzab?




Jawapan:

Penjelasan Imam al-Nawawi dipetik dari kitab Majmu’ Sharh al-Muhazzab

Bab Adab Berfatwa, Mufti dan Orang Yang Bertanya Fatwa

Terjemahan

“Dan tidak boleh bagi orang awam itu bermazhab dengan mazhab salah seorang daripada imam-imam di kalangan para sahabat r.anhum dan selain daripada mereka daripada generasi-generasi yang terawal, walaupun mereka lebih alim dan lebih tinggi darjatnya berbanding dengan (ulama’) selepas mereka;

ini adalah kerena mereka tidak meluangkan masa sepenuhnya untuk mengarang ilmu dan meletakkan prinsip-prinsip asas dan furu’nya. Maka tidak ada bagi salah seorang daripada mereka sebuah mazhab yang telah dihalusi, dianalisis dan diperakui.

Hanyasanya, (ulama’-ulama') yang datang selepas mereka yang merupakan pendokong mazhab para sahabat dan tabien lah yang melakukan usaha meletakkan hukum-hukum sebelum berlakunya perkara tersebut; yang bangkit menerangkan prinsip-prinsip asas dan furu’ mereka seperti (Imam) Malik dan (Imam) Abu Hanifah dan selain dari mereka berdua.”

[Kemudian Imam al-Nawawi menjelaskan kelebihan mazhab Imam al-Shafie dari pandangan beliau dan dengan secara tersiratnya menerangkan mengapa beliau bermazhab dengan mazhab Imam al-Shafie]

“Dan oleh kerana Imam al-Shafie adalah merupakan imam yang terkemudian dari sudut masa, maka beliau telah melihat mazhab-mazhab mereka seperti mana mereka melihat mazhab-mazhab ulama’ sebelum mereka. Maka beliau menperhalusinya, mengujinya dan mengkritiknya dan memilih yang paling rajih (kuat) dan beliau mendapat hasil daripada usaha ulama’-ulama' sebelum beliau yang telah meletakkan gambaran dan asasnya, maka beliau telah meluangkan masa untuk memilih dan mentarjih dan menyempurnakan dan meminda, dengan pengetahuan beliau dan kebijaksanaan beliau dalam pelbagai bidang ilmu.

Dan dengan perkara ini beliau mendapat kedudukan yang lebih kuat dan rajih, kemudian tidak ada selepas beliau, (alim) yang mencapai kedudukan seperti beliau dalam perkara ini.

Maka dengan ini, mazhab beliau adalah mazhab yang paling utama untuk diikuti dan bertaqlid dengannya – dan ini dengan jelasnya bahawa kita mestilah berlaku adil dan tidak ada meletakkan sebarang sikap memandang rendah pada salah seorang daripada para imam.

Hal ini, apabila diteliti oleh orang awam akan memandunya kepada memilih mazhab Imam al-Shafie dan bermazhab dengannya.”




Sedikit Ulasan

* Mengikut mazhab yang empat pada hakikatnya mengikut mazhab para sahabat dan tabien kerana ulama’ mazhab empat merupakan pendokong mazhab para sahabat dan tabien yang mengikut sunnnah Rasulullah SAW.

* Terdapat beberapa Imam dalam mazhab al-Shafie yang menerangkan sebab kenapa mereka bermazhab dengan mazhab Imam al-Shafie seperti Imam al-Nawawi, Imam al-Bayhaqi dan Imam al-Suyuthi. Jelaslah mereka bermazhab dengan mazhab Imam al-Shafie bukan kerana taqlid semata-mata.

* Kalau kita dapat cari sebab-sebab yang diketemukan oleh para imam tersebut, Insya Allah, akan bertambah kuat pegangan kita dengan mazhab yang muktabar seperti mazhab Imam al-Shafie .

* Imam 4 madzab hidup di 3 zaman yang terbaik (sahabat - tabi’in - tabiuttabi’in) mereka adalah murid dan anak murid terbaik dari sahabat Nabi).

* 4 imam inilah yang layak berijtihad (imam mujtahid), sebagaimana pendpat Imam Ahmad ketika ditanya : berapa ratus ribu hadits seorangt menjadi mujtahid. Beliau katakan : ia harus sekurang-kurangnya hafal 600 ribu hadits (dengan sanad dan maknanya, disamping ia harus menguasai 15 cabang ilmu islam).

* Tidak semua imam hadits layak menjadi imam mujtahid. Berdasarkan keterangan dalam kitab Syarah Arba’in Nawawi disebutkan : ulama disebut dengan Hujjatul Islam jika hafalan haditsnya diatas 300 ribu hadits,disebut Al Hafidz jika hafal sekurang-kurangnya 100 ribu hadits. Sedangkan kesepakatan ulama ahlusunnah : “Wajib mengikut imam mujtahid jika ia belum sampai maqam mujtahid”

* Landasan hukum islam bukan hanya Alqur’an dan Hadits tapi Ijma dan Qiyas juga termasuk. ulama ketogorikan 4 dasar hukum islam ini menjadi 12 macam. Diantaranya adalah Sunnah Khurafaurasyidin dan kebiasaan (amalan) Ahlu Madinah (zaman shahabat dan tabi’in). Imam 4 madzab tidak hanya mengambil dalil dari hadits saja tapi juga mengambil dari kebiasaan Ahlu Madinah (amalan ulama zaman tabi’in yang berguru langsung dengan shahabat).

Semoga kita diberi kekuatan dan kefahaman untuk mengikuti amalan mereka (imam 4 madzhab ahlusunnah).

Diambil dari blog Ustaz Hambali Al-Alorstari

Sunday, October 10, 2010

Patani: Hilangnya Warisan Islam Di Nusantara



Bagi sebagian umat, Patani mungkin hanya sebuah nostalgia negeri Melayu. Orang-orang yang memperhatikan peta Asia Tenggara sekarang akan mengetahui bahwa sebuah negeri Islam yang dulu berjaya kini telah hilang dan tinggal kenangan.

Berbeda dengan nasib negeri lainnya seperti Bosnia, Kashmir, Chechnya atau Palestina yang tak pernah sepi dari pemberitaan. Patani ditakdirkan telah menjadi sebuah negeri yang dilupakan orang, sepi dan tidak naik panggung. Namanya hanya terdapat pada peta dan dokumen lama saja. Demikian juga dengan orang Patani, hilang dan tak dikenal.

Patani yang dimaksud dalam tulisan ini bukanlah Changwad atau wilayah Patani sebagaimana terdapat dalam peta negara Thailand sekarang, tetapi lebih kepada sebuah negeri yang sempadannya lebih luas (Negeri Patani Besar) yang meliputi wilayah-wilayah Narathiwat (Teluban), Yala (Jalor) dan sebagian Senggora (Songkla, daerah-daerah Sebayor dan Tibor) bahkan Kelantan, Kuala Trengganu dan Pethalung (Petaling).

Patani itu Langkasuka

Negeri Patani memiliki sejarah yang cukup lama, jauh lebih lama daripada sejarah negeri-negeri di Semenanjung Melayu seperti Malaka, Johor dan Selangor. Sejarah lama Patani merujuk kepada kerajaan Melayu tua pengaruh Hindu-India bernama Langkasuka sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli antropologi sosial di Prince of Songkla University di Patani, Seni Madakakul bahwa Langkasuka itu terletak di Patani. Pendapat beliau ini didukung oleh ahli sejarawan lainnya seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin Shepard, Prof. Hall dan Prof. Paul Wheatly.

Lebih jauh bahkan Sir John Braddle menegaskan bahwa kawasan timur Langkasuka meliputi daerah pantai timur Semenanjung, mulai dari Senggora, Patani, Kelantan sampai ke Trengganu, termasuk juga kawasan sebelah utara negeri Kedah (M. Dahlan Mansoer, 1979).

Dalam buku sejarah negeri Kedah, Hikayat Merong Mahawangsa, ada menyebutkan bahwa negeri Langkasuka terbagi dua: Sebagian terletak di negeri Kedah yaitu terletak di kawasan tebing sungai Merbok. Sebagian lainnya terletak di sebelah timur Kedah, yaitu di pantai Laut China Selatan. Dalam hal ini Prof. Paul Wheatly tanpa ragu mengatakan bahwa Langkasuka terletak di Patani sekarang. Pendapat beliau dikuatkan dengan temuan kepingan batu-batu purba peninggalan kerajaan Langkasuka di daerah Jerang dan Pujud (nama-nama kota pada masa itu). Konon, menurut buku Negarakertagama, Jerang atau Djere merupakan ibukota Langkasuka.

Sedangkan asal muasal orang Patani menurut para antropolog berasal dari suku Javanese-Malay. Sebab ketika itu suku inilah yang mula-mula mendiami Tanah Melayu. Kemudian berdatangan pedagang Arab dan India yang melakukan persemendaan sehingga menurunkan keturunan Melayu Patani di selatan Thai sekarang.

Tanah Melayu telah didatangi pedagang dari Arab, India dan China sejak sebelum masehi. Seorang pengembara China menyebutkan bahwa ketika kedatangannya ke Langkasuka pada tahun 200 masehi, ia mendapati negeri itu telah lama dibuka.

Pengaruh Sriwijaya


Sebelum menjadi negeri Islam, Patani (baca: Langkasuka) dikenal sebagai kerajaan Hindu Brahma. Rajanya yang terkenal adalah Bhaga Datta (515 M) yang berarti "pembawa kuasa". Ketika kerajaan Sriwijaya di nusantara berhasil menaklukkan Nakorn Sri Thamarat (sekarang Ligor di Thailand) pada 775 M dan kemudian mengembangkan kekuasaannya ke selatan (Patani), mulailah penduduk Patani meninggalkan agama Hindu dan memeluk Budha. Sebuah berhala Budha zaman Sriwijaya yang ditemui dalam gua Wad Tham di daerah Yala membuktikan pertukaran agama di atas.

Di bawah pemerintahan Sriwijaya inilah Patani mulai menapaki kemajuan, ramai dan terkenal. Hasil negeri Patani pada waktu itu banyak berupa pertanian dan perniagaan. Beberapa pengetahuan bernilai seperti teknik membajak dan berdagang diterima oleh orang Patani dari orang Jawa. Diyakini juga bahwa kerajaan Sriwijaya inilah yang membawa dan mengembangkan bahasa Melayu ke Patani.

Besarnya upeti yang diberikan setiap tahun ke kerajaan Sriwijaya menunjukkan bahwa Patani ketika itu kaya dan makmur.



Memeluk Islam

Tak diketahui bilakah Patani memeluk Islam, namun kalau dilihat kebanyakan

karya sastera sejarah dan merujuk kepada Teeuw dan Wyatt, juga W.K Che Man maka dapat diperkirakan bahwa Patani menjadi negeri Islam pada 1457 (Martinus Nijhoff, 1970).

Masuknya Patani kedalam Islam ibarat sebuah "dongeng", namun itulah adanya, seperti tertulis dalam buku-buku sejarah. Dikisahkan pada waktu itu Patani (Langkasuka) diperintah oleh raja Phya Tu Nakpa. Raja dikabarkan menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Beliau mendengar ada seorang tabib, syeikh Said, seorang Muslim, yang mampu menyembuhkan sakitnya. Tabib tersebut sanggup mengobati penyakit sang Raja asal dengan syarat jika sembuh dari sakitnya maka Raja harus memeluk Islam. Namun Raja Phya Tu Nakpa ingkar janji setelah sembuh. Akhirnya Raja sakit kembali. Kejadian ini terulang sampai tiga kali. Pada kali ketiga inilah Raja bertaubat, ia tidak akan memungkiri janjinya lagi.

Setelah Raja sembuh dari sakitnya, beliau bersama keluarga dan pembesar istana memeluk Islam. Raja Phya Tu Nakpa berganti nama menjadi Sultan Ismail Shah. Sejak saat itu mulailah Islam berkembang dan pengaruh Hindu-Budha mulai berkurang, lemah dan akhirnya hilang dari Patani.

Raja Phya Tu Nakpa (Sultan Ismail Shah) diketahui juga sebagai pengasas negeri Patani. Beliaulah yang mengganti nama kerajaan lama menjadi Patani yang berarti "Pantai Ini". Karena beliau secara kebetulan menemukan suatu tempat yang indah dan ideal untuk dijadikan negeri di tepi pantai. Riwayat lain mengatakan Patani berasal dari kata "Pak Tani". Yaitu pemilik pondok (seorang petani garam) ditepi pantai yang ditemui oleh Raja ketika beliau bepergian mencari lokasi negeri baru. (Ibrahim Shukri, tanpa tahun)

Setelah berpindah ke Patani, Patani menjadi lebih ramai dan oleh karena lokasinya yang baik, tempat baru ini menjadi makmur dan mewah. Patani menjadi pusat daya tarik saudagar-saudagar dari timur seperti Jepang, China, Siam dan Eropa. Tercatat pada 1516 kapal dagang Portugis singgah pertama kalinya di pelabuhan Patani. Pinto, seorang saudagar dan penjelajah asal Portugis menyatakan: "Pada masa saya datang ke Patani dalam tahun itu saya telah berjumpa hampir-hampir 300 orang Portugis yang tinggal di dalam pelabuhan Patani. Selain dari Portugis didapati juga bangsa-bangsa timur seperti Siam, China dan Jepang. Orang-orang Jepang besar juga perniagaannya di pelabuhan ini."

Menaklukkan Siam

Sepeninggal Sultan Ismail Shah, putranya yaitu Sultan Muzaffar Shah, diangkat menjadi Sultan Patani. Selain meneruskan dan memajukan negerinya, Sultan Muzaffar Shah sering melakukan lawatan ke negara tetangga seperti Malaka, Siam. Namun dalam lawatan ke Siam (sekarang Thailand) beliau diperlakukan tidak selayaknya oleh Raja Siam. Raja Siam merasa lebih tinggi derajat dan kedudukannya daripada Sultan Patani. Sehingga perlakuan ini menimbulkan perasaan terhina dalam jiwa Sultan Muzaffar.

Ketika mengetahui kerajaan Siam diserang oleh Burma pada 1563, Sultan Muzaffar Shah bersama adiknya Sultan Mansyur Shah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Siam. Dengan mengerahkan 200 kapal perang dan ribuan pasukan, Siam akhirnya jatuh ke tangan Sultan Muzaffar pada tahun itu juga.

Sayang, tak lama kemudian, Sultan Muzaffar meninggal secara mendadak di muara sungai Chao Phraya dan dimakamkan di sana. Sebelum meninggal Sultan Muzaffar mengamandatkan kekuasaan kepada adiknya, Sultan Mansyur Shah. Hal ini dilakukan karena sampai akhir hayatnya Sultan Muzaffar tidak mengetahui bahwa permaisurinya sedang hamil. Sekalipun Sultan Muzaffar mempunyai anak dari selirnya (Pengiran Bambang), namun dalam tradisi pewarisan tahta di kerajaan Melayu tidak mengenal calon Raja dari anak selir. Sehingga diangkatlah adiknya (Sultan Mansyur Shah) menjadi Sultan Patani sampai akhir hayatnya (1564-1572).

Sebelum meninggal, Sultan Mansyur Shah telah berwasiat agar anak saudaranya -- anak Sultan Muzaffar Shah -- yaitu Patik Siam (10 th), pewaris sah kesultanan, diangkat menggantikan dirinya. Namun pengangkatan ini menimbulkan kebencian dan kedengkian dari Pangiran Bambang (anak Raja dari selir). Para ahli sejarah mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan titik awal perselisihan dan perebutan kekuasaan dalam istana. Antara tahun 1573-1584 merupakan tahun-tahun penuh gejolak bagi kesultanan Patani. Tercatat dua kali terjadi perebutan kekuasaan disertai pembunuhan yang semuanya melibatkan anak-anak dari selir (anak Raja yang bukan dari permaisuri).

Kejayaan dan Keruntuhan

Patani mencapai zaman keemasannya ketika diperintah oleh empat orang Ratu yaitu Ratu Hijau (1584-1616), Ratu Biru (1616-1624), Ratu Ungu (1624-1635) dan Ratu Kuning (1635-1651).

Patani pada zaman Ratu-ratu sangat makmur dan kaya. Kekuasaannya meluas hingga ke Kelantan dan Trengganu sehingga terkenal dengan sebutan Negeri Patani Besar. Kecuali Johor, tidak ada negeri lain di belahan timur Semenanjung Melayu yang memiliki kemakmuran dan kekuatan sehebat Patani kala itu.

Kekuatan negeri Patani tergambar dari kemampuannya mematahkan empat kali serangan kerajaan Siam pada 1603, 1632, 1634 dan 1638. Patani memiliki 3 buah meriam besar yang sangat masyhur yaitu Seri Negara, Seri Patani dan Mahalela. Mampu mengerahkan 180.000 pasukan siap tempur dan diperkuat oleh sebuah benteng yang tak kalah terkenalnya yakni Benteng Raja Biru.

Sayang, masa kejayaan ini hanya bertahan 67 tahun. Ketika Ratu Kuning meninggal pada 1651, Patani mengalami proses kemerosotan secara politik, militer dan ekonomi. Patani hanya mencatat kemajuan ketika dipimpin oleh Raja Sakti I dan Raja Bahar yang mampu menyatukan Senggora (Songkla) dan Pethalung.

Pada akhir abad ke-17 ini, Patani mulai kehilangan era keemasannya. Tidak adanya peperangan dengan Siam, yang merupakan musuh tradisi bersama, sampai menjelang kejatuhannya (hampir satu abad) menyebabkan negeri Patani Besar yang tadinya bersatu (meliputi Kelantan, Trengganu, Patani Awal, Senggora dan Pethalung), perlahan-lahan mulai memisahkan diri. Perang yang terakhir yang melibatkan Patani - Siam terjadi pada 1638. Sejak tahun itu tidak ada lagi peperangan di antara kedua negara.

Kekuatan politik dan daya tarik pelabuhannya sebagai pusat dagang utama juga semakin redup, seiring dengan makin banyaknya pusat-pusat dagang yang baru seperti Johor, Malaka, Aceh, Banten dan Batavia (Jakarta).

Sebagai negara perairan, ekonomi Patani sangat tergantung pada perniagaan. Kemerosotannya pada bidang ini telah menyebabkan barometer ekonomi Patani anjlok. Maka boleh dikata, sejak awal abad ke-18, pelabuhan Patani hanya sebagai tempat persinggahan saja bukan pusat dagang dan bisnis lagi. Ditambah lagi faktor ketidakstabilan politik, perpecahan wilayah dan krisis pucuk pimpinan, maka lengkaplah Patani menjadi "Orang Sakit di Semenanjung Melayu".

Malang bagi Patani, karena hampir bersamaan dengan kemerosotan ini, Siam, di bawah pimpinan Panglima Taksin bangkit kembali dan berhasil mengusir Burma dari seluruh negeri. Sehingga ketika Patani lengah dan lemah, Siam berhasil menaklukkannya pada 1785. Maka mulai tahun inilah, Patani berada dalam cengkeraman Siam. Bahkan pada 1909, lewat Perjanjian Bangkok antara Inggeris-Siam, Patani akhirnya terserap menjadi wilayah "resmi" Siam yang kemudian merubah namanya menjadi Thailand sampai sekarang ini.

Sumber:
http://www.geocities.com/prawat_patani/patanilupa_malay.htm

p/s: Keturunanku ibu aku berasal dari tanah ini, Senggora dan Narathiwat (Nara) Dari Tanah yang pernah menjadi kegemilangan Islam. Semoga Allah membangkitkan kembali Islam di tanah ini. InsyaAllah...

Friday, June 5, 2009

Berdakwah Melalui Facebook


Ini bukan satu paksaan, bukan pula satu kempen besar-besaran. Tapi hanya satu cadangan kepada mereka yang merasakan dakwah itu satu kewajiban. Jika anda memilih pandangan dakwah itu bukan kerja anda, dan hanya kerja golongan agamawan dan pegawai yang berkerja di jabatan-jabatan agama. Anda boleh terus membaca kesimpulan artikel ini.

Konspirasi Facebook?


Sebelum berbicara soal dakwah, berita perihal semua medium jaringan sosial sebagai salah satu agenda atau konspirasi Amerika Syarikat dan C.I.A. (Central Intelligence Agency) sudah menular dalam alam maya ini. Entah mengapa dahulu ketika rancak anak muda menggunakan jaringan sosial seperti Friendster, Myspace, Multiply, Tagged dan sebagainya, tidak pula isu sebegini timbul. Tetapi apabila ada produk baru timbul yang menggegarkan keuntungan dan kepopularan produk sedia ada, maka timbul pula cerita ini. Barangkali mereka yang turut ketakutan dalam hal ini lupa bahawa kesemua produk ini sedang berlumba dalam dunia perniagaan. Apa tidaknya jika Mark Zuckerbergv pada usia 23 tahun mampu meraih USD1..5 billion dengan produk terbarunya dan disenaraikan sebagai salah seorang The World's Most Influential People of 2008.

Ingin tahu apa yang dimomok-momokkan?

Kata ‘si dia’:
Segala maklumat yang anda letakkan akan dihantar terus kepada pihak C.I.A.? Jika dilihat profilnya sangat spesifik sehinggakan ada ruang untuk alamat, telefon bimbit dan sebagainya. Dengan ini, pihak C.I.A. boleh mengakses maklumat kita tanpa perlu bertanya kepada orang ramai kerana maklumat kita semuanya di hujung jari mereka.

Kemudian apa pula yang ditakutkan ‘si dia’?

Yang menjadi mangsa sudah tentulah golongan bijak pandai bertaraf profesional seperti golongan berpendidikan Ph.D, profesor dan sebagainya. Andai kata mereka mahu menyerang Malaysia, sudah tentulah rumah mereka dibom dahulu kerana segala maklumat di tangan mereka.

Apakah ini nasib yang akan dihadapi oleh para pensyarah universiti dan bijak pandai yang menggunakan produk terbaru ini? Penulis tetap menghormati mereka yang ingin berpendapat sedemikian. Cuma sahaja mengapa tidak pula difikirkan bahawa selagi mana anda mampu melayari internet dan menggunakan apa jua 'device' atau teknologi. Bukankah anda sebenarnya secara tidak lansung mampu dikesan dengan mudah bersama-sama dengan maklumat peribadi anda? (Rujuk keratan polisi blogspot, streamyx dan sebagainya di bawah seksyen ‘Privacy Policy’)

Barangkali hal ini mungkin berdasarkan pengetahuan mendalam mereka berkenaan kelompok Konspirasi (The Luciferian Conspiration, kelompok yang mengendalikan A.S. dan juga dunia), atau terpengaruh dengan cerita fiksyen Dan Brown "The Digital Fortress", ataupun buku "The Complex: Bagaimana Militer Amerika Menyerbu Kehidupan Kita Sehari-Hari", malah tonton juga filem Mel Gibson "The Conspiracy Theory".
Akhirnya tindak tanduk mereka seolah-olah seperti golongan The Combatant yang menganggap diri mereka sedang berperang dengan The New World Order atau The Globalization. Mereka (The Combatant) ini mempunyai perspektif bahawa adalah haram dan berbahaya untuk berurusan dengan bank (hidup tanpa akaun bank, kad kredit, kad debit dan sebagainya), tidak boleh mengakses internet, dan juga tidak mempunyai telefon bimbit kerana kekhuatiran diri mereka daripada dijejaki oleh kelompok konspirasi ini. Dalam erti kata lain, jika benar-benar dikhuatiri sesiapa tahu di mana anda tinggal, sila berhenti daripada menggunakan internet, dan pindah ke gua-gua berdekatan.

ATAU

Memanipulasi Jaringan Sosial

Anda boleh sahaja memilih untuk memanipulasikan medium ini sebagai medan dakwah yang mampu menyampaikan risalah Islam seperti mana golongan agama lain (Contoh: Evangelism) melakukannya. Tidak dapat kita ragukan lagi, bahawa setiap sarana yang boleh digunakan untuk berdakwah, maka kaum muslimin harus menggunakannya sebaik mungkin. Pada waktu dahulu, sarana dakwah hanya terbatas kepada ceramah, buku dan diskusi antara pendakwah (da’i) dan yang didakwahi (mad’u), serta halaqah-halaqah ilmiah. Tetapi kini internet adalah sarana yang sangat berkesan. Selaras dengan saranan ini adalah fatwa Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ketika ditanya apakah bolehkah kita menggunakan internet?

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin menjawab bahawasanya: “Para ahli ilmu dan para da’i perlu menempuh jalur ini untuk menyebarkan majalah-majalah dan ceramah-ceramah yang bermanfaat yang benar agar mampu ianya dimanfaatkan oleh orang-orang yang menghendaki kebaikan, mengharapkan ilmu dan melaksanakannya, kerana internet telah ada dan hadir di negeri ini, maka jangan dibiarkan digunakan oleh kaum Nasrani, Yahudi, kaum musyrikin, para ahli bid’ah, para ahli maksiat dan ahli kemunafikan untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka sehingga mengelabui orang-orang yang melawat laman-laman mereka lalu berbaik sangka terhadap mereka, meyakini saranan mereka dan kebenaran hujah mereka.” [Buku Al-Fatawa Asy-Syara'iyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, halaman 287-288 Darul Haq]

Daripada fatwa di atas jelas bahawa segala medium yang wajar harus diguna pakai untuk tujuan dakwah. Hal ini adalah untuk menerangkan Islam yang tulen seperti mana yang difahami oleh para al-salaf as-soleh yang diiktiraf Rasulullah Sallahu'alaihi Wa Sallam. Jika tidak medium ini akan dimanipulasi oleh ahli bid'ah, ahli maksiat dan penentang Islam.(Jangan kelak baru hendak terngadah bila telah wujud mereka yang menghalalkan zikir dalam posisi berjoget, atau Evangelism yang menggunakan Bible bertajuk Al-Kitab mengajak muda mudi terpengaruh dengan kitab versi bahasa Melayu tersebut). Masa itu di mana kita yang bangga dengan Islam sebagai 'deen' yakni cara hidup yang sempurna? Hanya milik kita atau wajar dikongsikan kepada mereka di luar sana?

Idea ini bukan idea baru, ianya tidak dinafikan telah wujud sekian lama sejak adanya produk Friendster, Myspace, Multiply, Tagged dan sebagainya. Namakan saja! Asalnya Mark Zuckerbergv mencipta Facebook ini adalah untuk rakan-rakan sosial di universiti, tetapi kini lebih 200 juta mendaftar dalam Facebook seluruh dunia. Ia menjadi satu fenomena sehingga dilihat melibatkan tokoh-tokoh tersohor, bijak pandai dan cendiakawan yakni para pensyarah universiti dan sebagainya. Hal ini dilihat sebagai satu perkembangan yang positif yang boleh dimanipulasikan untuk menyampaikan risalah Islam.


Artikel ini sengaja mengfokuskan kepada Facebook tidak bermaksud menafikan keberkesanan penggunaan laman web, blog dan sebagainya. Tetapi fokus artikel ini adalah merujuk kepada Facebook kerana aplikasi-aplikasi yang ada padanya yang kurang didapati dalam medium-medium lain. Tidak mustahil jika kelak ada fungsi tambahan terhasil dari inovasi terkini daripada produk yang sama atau produk lain, bolehlah digunakan ia dengan matlamat dakwah yang sama.

"Sungguh, bila Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui perantara kamu maka itu lebih baik bagi kamu dari pada unta merah." [Hadith diriwayatkan oleh Bukhari no. 3498, Muslim no. 2406, dan Ahmad no. 22872].

Memanipulasi Aplikasi Facebook

Bagaimana cara-caranya? (Sekadar mencadangkan perkara-perkara asas)

1. Semestinya anda dikehendaki mempunyai akaun Facebook. Letakkan maklumat diri anda sekadar yang perlu. Elak daripada mendedahkan kesemua butir-butir peribadi (Contoh sehinggakan nombor pin kod bank anda?). Hal ini adalah kerana kejujuran sangat penting dalam seni berdakwah!(Elak daripada ‘menggoreng’ sesuatu yang anda tidak tahu)

2. Muat naik (upload) gambar anda sebagai identiti diri.(Anda tidak perlukan gambar berjubah dan berserban lilit 10 hasta untuk menunjukkkan anda seorang pendakwah tegar!). Awasi gambar anda supaya tiada gambar yang melihatkan aurat dimuat naik. Dan hindarkanlah aksi- aksi yang hanya akan menyumbang kepada kerosakan jiwa masyarakat. Hal ini adalah kerana daripada gambar-gambar yang dimuat naik, kita dapat lihat ada yang semakin dekat dengan fitrah, tetapi tidak kurang juga yang memaparkan kejauhan daripada fitrah. (Pesanan ikhlas buat diri penulis dan para pembaca).

3. Kemudian gunakan kolum pencarian dan taip nama kawan-kawan anda. Baik muslim apatah lagi yang bukan muslim. Boleh juga mensasarkan beberapa golongan mad’u, tetapi tidak wajar terlalu memilih mad’u. Islah dan dakwah wajar bergerak seiringan.

4. Terutamanya pada mereka yang mempunyai kenalan berbangsa lain ketika waktu di sekolah rendah, menengah, asrama dan sebagainya, anda semestinya tidak berpeluang untuk berdakwah kepada mereka tatkala di awal perkenalan atas faktor kekurangan ilmu, sumber dan sebagainya. Kini setelah lama tidak berhubung, manfaatkan peluang ini untuk merapatkan hubungan dengan mereka. Keunikan facebook ialah majoriti penggunanya menggunakan nama sebenar (Pastikan anda juga mengunkan nama sebenar agar mudah rakan-rakan menjejaki anda), ini akan lebih memudahkan usaha pencarian anda. Jalinkan hubungan anda dengan mereka melalui jaringan aplikasi sedia ada. Kadang–kala daripada gambar-gambar yang dikongsikan, tertera nama-nama yang anda pernah kenali.

5. Setelah itu, kenali madu’ anda (penulis tidak bermaksud menggolongkan mereka seperti contoh si A ahli maksiat, si B kafir dan sebagainya kerana ini dikhuatiri mampu menjerumuskan kita ke arah prasangka negatif). Daripada perkenalan dengan mereka, sudah cukup baik jika kita mampu mengetahui minat atau kecenderungan mereka dan peluang yang boleh digarap dalam usaha dakwah kelak.

6. Langkah utama dalam proses dakwah ini sebagai contoh ialah:

(a) Jemput (invite) mereka menyertai group-group seperti ‘What is Islam’.(Ada lebih 500 group ttg ‘What is Islam’) atau dapatkan sokongan-sokongan mereka dariapda kumpulan-kumpulan seperti ‘Let's collect 1.000.000 signatures to support the Palestinians in Gaza’
(Cadangan: Menyentuh emosi dan manipulasi perasaan bukan Muslim dengan memberi kesedaran kepada mereka tentang khabar berita semasa seperti kematian kanak-kanak di Gaza dan kekejaman Zionis)

(b) Berkongsi (muat naik/upload) video-video berkenaan Islam atau apa sahaja berkait dengan sains atau kemanusiaan yang akhirnya kembali kepada keEsaan Allah.
(Cadangan: Video tokoh-tokoh cadangan dalam perbandingan agama: Dr. Zakir Naik, Ahmad Deedat, Yusof Estes dan lain-lain)

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh, dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'." [Fushilat 41:33].

(c) Menggunakan aplikasi ‘notes’ untuk menghantar catatan-catatan menarik dan ‘tag’ mereka supaya mereka dapat membacanya.
(Cadangan: Tidak perlu letak keseluruhan artikel atau pernyataan untuk mengelak mereka bosan membaca font tulisan dalam aplikasi nota, cukup sekadar letak pernyataan yang menarik perhatian mereka dan sertakan ‘link’ laman web tersebut jika mereka berminat untuk membaca seterusnya)

(d) Cipta kumpulan sendiri dan jemput (invite) rakan-rakan lain untuk menyertainya. Adakan diskusi ilmiah tentang sesuatu topic yang bermanfaat. Jaga adab-adab bertutur supaya mad’u tidak menjauhkan diri mereka daripada anda.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Surah An-Nahl 16:125]

(e) Gunakan aplikasi ‘What's on your mind?’ untuk mengetengahkan ayat-ayat Quran dan hadis sahih yang menggambarkan kecantikan ‘deen’ Islam.

(f) Elakkan daripada menjatuhkan kredibiliti anda sebagai seorang pendakwah apatah lagi sebagai seorang muslim dengan bermain kuiz-kuiz yang tidak mendatangkan faedah. Contoh: Kuiz “Tatoo:Should I Have one?” atau Kuiz: “What is the best Sex position that will suit me?” atau apa jua kuiz yang berkaitan dengan nasib anda di masa hadapan baik ianya berkisar jodoh, horoskop dan hal ehwal pada masa hadapan! (Tukang tilik zaman moden kini dalam bentuk kuiz?). Perkara ini realitinya berlaku dan keputusan kuiz tersebut akan terpampang di ‘Wall’ rakan-rakan anda baik muslim mahupun bukan muslim.

(g) Jika kelapangan, gunakan aplikasi 'Chat' di bahagian bawah sebelah kanan page anda atas tujuan bertegur sapa dan bertanya khabar. Ini salah satu cara kita mendekati mereka. Jangan terus berbicara persoalan-persoalan berat, mulakan dengan berbasa basi.

(h) Cadangan di atas hanyalah beberapa aplikasi sedia ada yang kerap digunakan. Anda boleh cuba jadi sekreatif mungkin dalam menggunakan aplikasi-aplikasi lain.

7. Teruskan menjalin hubungan baik dengan semua kenalan anda. Perkongsian idea melalui ‘discusion board’ mampu untuk bertukar-tukar pandangan agar semua persoalan tentang Islam dapat dijawab dengan lancar dan tepat sekaligus merungkai salah faham mereka (yang bukan muslim). Contoh jika wujud topik seperti ‘Misconception in Islam’ dan sebagainya.

Akhir kata, Rasulullah Sallahu’alihi Wa Sallam bersabda: “Tidak akan berganjak dua tapak kaki manusia pada hari kiamat sehingga dia disoal tentang empat perkara. Mengenai umurnya, ke manakah dihabiskan umurnya? Mengenai ilmunya, apakah yang sudah dilakukan dengan ilmunya? Mengenai hartanya, dari sumber manakah dia perolehi dan ke jalan manakah dia belanjakan? Dan tentang tubuh badannya, apakah yang telah dia lakukan?” [Hadith diriwayatkan oleh Tirmidzi]

Dicopy paste drpd
www.ibnyusof. blogspot. com
yang dipos dalam fcr_alumni Yahoo Group

Wednesday, April 8, 2009

Fajar Islam Di Benua Eropah

Benua Eropah yang menjadi antara lubuk sentimen Islamfobia yang dihangatkan lagi dengan rentetan cubaan serangan terbaru di Britain, baru-baru ini, sebaliknya semakin diterangi sinar Islam menerusi projek pembinaan beratus-ratus masjid baru. Setakat ini, di Britain saja ada sebanyak 1,500 masjid manakala 10 di Perancis, lapan di Sweden, empat di Hungary dan dua di Russia termasuk Masjid Qolsharif di Tatarstan yang menjadi masjid terbesar Eropah pada masa ini.

Projek pembinaan masjid baru dari Jerman ke Sepanyol dan Britain, sekaligus membuktikan keberanian masyarakat Muslim menonjolkan identiti sebenar mereka, tanpa perlu rasa takut mahu pun terancam dengan perkembangan di sekeliling mereka. Lebih menarik, jika dulu mereka terpaksa secara rahsia menunaikan solat di bilik gelap di bahagian paling bawah bangunan kerana bimbang dicemuh, keadaan sekarang sebaliknya. Mereka yang kebanyakannya golongan pendatang dari Turki dan Afrika Timur, bukan setakat berani keluar masuk masjid, malah bekerjasama mengumpul dana dan bersatu hati menghadapi sebarang dugaan bagi memastikan masjid yang diingini dapat menjadi satu realiti.


Malah, seperti dilaporkan media Barat baru-baru ini, kehadiran kubah masjid terbesar di Jerman misalnya, semakin menenggelamkan menara gereja – petunjuk keyakinan baru ke atas Islam ketika gereja pula semakin terbiar di negara Eropah itu.
Di Jerman saja, sehingga 184 masjid baru kini dalam proses pembinaan termasuk di daerah Kreuzberg, Berlin. Keadaan jauh berbeza jika dibandingkan bertahun-tahun lalu apabila 180 rahib kumpulan Katolik Sisters of the Divine Savior diibaratkan sebagai nadi di bandar itu. Malangnya, hari ini mereka cuma tinggal 8 orang. Setiap minggu, purata 150 penganut Roman Katolik menghadiri perhimpunan di Gereja Liebfrauen berbanding kira-kira 3,000 Muslim memenuhi Masjid Yavuz-Sultan-Selim. Sejak pembukaannya pada 1995, kehadiran kedai dan pusat belia Muslim menjadi ‘besi berani’ bagi kalangan penduduk Islam.

Di sekitar Eropah, Islam yang juga agama paling pesat berkembang, semakin ketara dan jelas kewujudannya berbanding satu ketika dulu apabila ia diamalkan secara senyap-senyap. Perubahannya bukan menyentuh aspek seni bina pada bandarnya, tetapi juga nilai sosial masyarakat setempat. Dalam apa dirujuk sebagai lambang integrasi Muslim, fenomena kemunculan ketara Islam ini turut dilihat sebagai bukti yang dunia Islam jelas mengancam budaya Kristian Eropah.

“Masyarakat Muslim sudah berani keluar menonjolkan diri mereka yang sebenarnya,” kata Claus Leggewie, pakar Sains Politik Universiti Giessen, Jerman.
Kenyataannya itu berdasarkan kajiannya mengenai evolusi landskap dan binaan masjid di Jerman.

“Menerusi projek pembinaan masjid yang besar sedemikian, mesej yang mahu disampaikan (umat Islam) adalah kami di sini. Kami mahu menjadi sebahagian landskap simbolik Jerman. Kami ada di sini dan akan terus kekal di Jerman,” kata Leggewie.


Pembinaan masjid besar dari Cologne, Jerman sehingga ke Amsterdam (Belanda) dan Seville, Sepanyol, berdepan bantahan keras penduduk dan pemimpin tempatan yang mendakwa ia lubuk menghasilkan pengganas. Lebih menyedihkan, apabila ada kalangan umat Islam yang meragui pembinaan masjid itu. Ini dibuktikan dengan kenyataan ahli keluarga dua suspek keganasan di Glasgow, Scotland yang mendakwa suspek itu dilatih menjadi radikal oleh kumpulan pendakwah Tablighi Jamaat (Jemaah Tabligh) – kumpulan sama yang sedang hebat memperjuangkan hak bagi pembinaan kompleks Masjid Besar London di tanah seluas 18 ekar. Malah, pembinaannya berhampiran stadium Olimpik 2012, juga bakal mencatat sejarah sebagai masjid terbesar Eropah.

Kewujudan bangunan seumpamanya jelas berbeza daripada ruang bawah tanah gelap dan kecil yang menjadi tempat jemaah seperti Halif Kuzpinar menunaikan solat Jumaat, sejak 33 tahun lalu selepas dia berhijrah dari Turki ke kawasan di Frankfurt, Jerman. Siapa sangka, pergerakan Islam yang dianggotainya itu dapat membeli sebuah pasar raya di penempatan bandar Wiesbaden, di tengah Jerman.

“Di sini ada tempat letak kereta, pusat kanak-kanak dan untuk golongan belia. Kami mahu mewujudkan pusat setempat bagi membolehkan orang ramai melihat apa yang sebenarnya kami lakukan di sini,” kata Kuzpinar.

Berikutan kewujudan tempatnya sendiri, Mili Gorus – sebuah pertubuhan hak asasi Islam Turki yang dipantau kerajaan Jerman, mahu memiliki sesuatu yang tidak pernah dikecapinya iaitu pengiktirafan rakyat di negara yang sudah menjadi tanah air mereka.
Namun, usaha murni itu berdepan bantahan keras. “Ia sepatutnya dijual sebagai sebuah pasar raya, bukannya masjid,” kata Wolfgang Kopp, pemilik pangsapuri di seberang premis itu.

Beliau bersama jiran lain, berjaya menghalang usaha menjadikan bangunan pasar raya itu kepada masjid, tetapi hanya untuk sementara waktu. Ini disebabkan, Perlembagaan Jerman jelas menyatakan semua agama boleh memiliki tempat ibadatnya sendiri. Sejak menjejakkan kaki di Jerman, golongan pendatang seperti Kuzpinar, terpaksa bersolat di bilik gelap yang menjadi simbol kegelapan masyarakat Islam yang tersepit di antara kebebasan mengamalkan agama serta budaya masyarakat setempat di negara yang menjadi tanah air mereka.

Kini, generasi ketiga yang semakin berjaya, saling berusaha dalam projek pembinaan masjid yang lengkap dengan menara. Jika 10 tahun lalu cuma wujud sebilangan kecil saja masjid, Jerman kini menyaksikan 159 masjid manakala 184 projek pembinaan masjid baru, mengikut Institut Arkib Islam Jerman.

Aachen, bandar Jerman yang didiami 257,000 penduduk di sempadan Belgium dan 9 peratus masyarakatnya beragama Islam, baru saja memberi kelulusan pembinaan masjid besar.

“Ia petanda yang masyarakat Muslim menjadi sebahagian anggota penting masyarakat,” kata Datuk Bandarnya, Jurgen Linden.

Kata-katanya terbukti benar apabila Islam yang ingin ditonjolkan sebagai agama pengganas, sebaliknya semakin hari semakin mendapat tempat di hati ramai anggota masyarakat – tanpa perlu kempen besar-besaran mahupun mencela agama lain yang sudah bertapak kukuh di negara Eropah terbabit.

Hasil kerjasama dan kesabaran di kalangan Muslim sudah cukup menjadi bukti keagungan Islam sebagai agama keamanan dan kemunculan kubah masjid mengatasi menara gereja di Jerman hanyalah antara permulaan awal kebangkitan sinar Islam di bumi Eropah.

Moga Al-Hambra kembali bersinar di benua Eropah...

Tuesday, March 17, 2009

Kisah Cawan


Kisah ini merupakan satu teladan kepada kita semua tentang kenapa selama ini kita sering ditimpa dugaan yang adakalanya sukar untuk kita tanggung dan terlalu menyakitkan.

Sepasang datuk dan nenek pergi belanja di sebuah kedai cenderamata untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada cawan yang cantik. "Lihat cawan itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau betul, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si datuk. Pada ketika mereka mendekati cawan itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara,

"Terima kasih untuk perhatian anda, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cawan yang dikagumi, aku hanyalah selonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pening. Stop! Stop! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, 'Belum !' Lalu ia mulai menyodok dan meninju aku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam api. Panas! Panas! Teriakku dengan kuat. Stop! Cukup! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata, 'Belum!' Akhirnya ia mengangkat aku dari api itu dan membiarkan aku sampai sejuk. Aku fikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah sejuk aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak. Wanita itu berkata, 'Belum!' Lalu ia memberikan aku kepada seorang lelaki dan ia memasukkan aku sekali lagi ke api yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyeksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya.Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyeksaku" kini aku dibiarkan sejuk. Setelah benar-benar sejuk seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku.Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, kerana di hadapanku berdiri sebuah cawan yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku." Datuk dan nenek itu terdiam membisu. Lalu diceritakan kisah itu kepada cucunya.


Pengajaran:

Seperti inilah kehidupan membentuk kita. Dalam perjalanan hidup akan banyak kita temui keadaan yang tidak menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi 'cantik'.

Jangan lupa bahawa cubaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Ertinya tidak ada alasan untuk tergoda dan jatuh dalam dosa apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, kerana Tuhan sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda untuk kehidupan yang lebih baik dan bermakna di hari kemudian dan hari pembalasan(akhirat).

Kisah Guru Dengan Muridnya


kisah ini sangat menarik utk diceritakan, terutamanya ketika dalam tazkirah-tazkirah ringkas. perumpamaan yg baik dan dapat diterima akal akan lebih diingati dan dimanfaatkan oleh para pendengar.wAllahua'lam...

Seorang guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam.Si guru berkata, "Saya punya permainan...Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam
ini, maka berserulah "Pemadam!"Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Si guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka
katakanlah "Kapur!".

Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Si guru tersenyum kepada murid-muridnya."Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu tetap haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya.

Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita menggunakan berbagai cara,
untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi batil, dan sebaliknya."" Pertama kali mungkin akan sukar bagi kita menerima keadaan tersebut, tapi kerana terus didoktrin dengan cara-cara yang menarik oleh mereka, akhirnya lambat-laun kita semua
terbiasa dengan hal itu.

Dan kita mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.""Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, seks sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend,materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain-lain.""Semuanya sudah terbalik.

Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya. Faham?" tanya guru kepada
murid-muridnya. "Paham cikgu...""Baik kita teruskan ke permainan kedua "Cikgu ada
Qur'an, cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah tanpa memijak karpet?"Murid-muridnya berfikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.

Akhirnya si Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-
terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasa pun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sedar.""Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat.

Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunkanlah aqidah yang kuat."" Sebaliknya, jika ingin meruntuhkan rumah, tentu susah kalau tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan...""Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda.""Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan."

"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri
(perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan
oleh musuh musuh kita.."Kenapa mereka tidak
berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya
mereka"Sesungguhnya dahulu mereka terang-
terang menyerang, misalnya Perang Salib,
Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak
lagi..


Apa lagi yg tercengang2 tu?? ayuh kita kejutkan umat Islam lain yg masih tertidur!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...